Setiap hari, kita pasti dengar kata ‘OK’ atau ‘oke’ diulang berkali-kali. Faktanya, sadar atau engga kita juga bilang ‘OK’ untuk menjawab hampir semua pertanyaan. Ada satu fakta menyenangkan untuk ET-mates tentang kata ‘OK’ yang mungkin sudah kamu ketahui tapi terabaikan selama ini; kata ‘OK’ diucapkan oleh semua orang di seluruh dunia. Engga hanya oleh orang-orang yang berbahasa Inggris, orang-orang di China, Korea, Jerman, dan Prancis mengucapkan kata ‘OK’ yang sama. Gilanya lagi, kata ‘OK’ punya makna yang sama di seluruh dunia.
Tapi, pernah engga kepikiran tentang arti ‘OK’ sebenarnya? Dan kenapa ‘OK’ sangat populer? Bayangkan sebentar, ‘OK’ hanya terdiri dari dua huruf dan entah bagaimana kata itu tidak terlalu berarti apa-apa tapi ‘OK’ adalah kata yang paling sering diulang. Pertanyaannya: bisakah kita bilang bahwa ‘OK’ setara dengan kata ‘yes’?
Kalau kamu cek di internet, banyak sumber yang mengklaim kata ‘OK’. Ada yang mengatakan itu dari bahasa Skotlandia ‘och aye’ yang artinya ‘ya’. Kamus Oxford bilang itu mungkin singkatan dari ‘oll korrect’ di abad ke-19. Selain itu, Wikipedia mengusulkan daftar etimologi OK dengan lebih dari sepuluh bahasa.
Jadi bagaimana kita tahu apa sebenarnya arti ‘OK’? Dan bagaimana cara pakai yang benar? Kata ‘OK’ yang hanya terdiri dari dua kata ini ternyata memiliki cerita yang sangat panjang. Ironis sekali, ‘kan? Semuanya dimulai dari tren di tahun 1800-an, tetapi sebelum kita sampai di sana, mari kita kembali ke tahun 1700-an. Sabar dulu ya.
‘OK’ pertama kali diucapkan oleh seseorang di North Carolina, AS. Dia sering menggunakan ‘OK’ untuk menanggapi apa yang dikatakan teman-temannya. Karena dulu belum ada Twitter atau Instagram, kata ‘OK’ perlahan menyebar dari mulut ke mulut. Orang-orang di tahun 1700-an mengenalnya sebagai ‘ya’. Namun, saat itu, kata ‘OK’ belum sepopuler saat ini.
Nah, langsung ke tahun 1800-an, kata ‘OK’ menjadi trending nomor satu di media sosial paling terkenal jaman itu; koran. Suatu hari, ada media besar yang salah mengeja kata ‘OW’ yang artinya ‘oll wright’ dengan ‘OK’. Tepat sebelum tren ini dilupakan masyarakat, media mengumumkan julukan baru untuk seorang figur publik bernama Martin Van Buren, seorang ‘OK’ atau ‘ole kinderhook’. Maka sejak itu, penggunaan kata ‘OK’ meningkat drastis. Pada tahun 1800-an, ‘OK’ memiliki dua arti: (1) ya dan (2) Martin Van Buren.
Pelan-pelan, pria bernama Martin Van Buren itu terlupakan dan sekarang, di tahun 2000-an, konteks kata ‘OK’ berubah lagi. Orang-orang yang berbicara bahasa Inggris sebagai bahasa kedua, sering menyebut ‘OK’ sebagai ‘ya’. Surprise! Ternyata artinya engga setara dengan ‘ya’ lho. Jadi arti ‘OK’ itu ‘engga’? Engga juga.
Nah, jaman sekarang kita memakai ‘OK’ untuk mendeskripsikan sesuatu di tengah-tengah ya dan tidak. Jadi, kalau kita bertanya ke teman kita, “how’s your day?” lalu dia menjawab, “just ok.” Itu berarti harinya B aja, tidak begitu baik tetapi juga tidak terlalu buruk. Kamu bisa menerapkan ini ke percakapan apapun, kalau ada yang tanya “are you hungry?” aman banget kok untuk menjawab dengan, “no, I’m ok.” Artinya juga B aja, tidak kenyang tapi juga tidak lapar.
Singkatnya, kata ‘OK’ memiliki cerita yang sangat panjang dan telah menjadi ‘kosakata seleb’ di antara semua kata. ‘OK’ mewakili budaya dan tren di setiap abad. Siapa tahu di abad mendatang, penggunaan dan konteks ‘OK’ bisa saja berubah lagi. Ya sudah, it’s ok kok.